Sadar - sesadar sadarnya,ini bukan gaya hidup menyehatkan.Dulu saat masih bergumul dengan cangkul di sawah,tak pernah ada kata pengap,atau bau tembakau.Paling paling bau "kecut"keringat yang bercucuran lantaran terpanggang terik mentari.Kulit hitam tak pernah ada masalah!.Perut lapar bisa segera melahap
nasi kiriman masakan khas "emak".Dan tetap dari dulu hingga sekarang aromanya tak berubah.Nasi putih,kacan loto,dicampur kates,lauknya ikan asin,Dad'sufff ...semua itu hingga kini tak tergantikan.Repotnya klo pas keluar kota ,wah menu makanan seperti itu sulit untuk ditemukan.Untuk bisa bergeser sedikit saja( desa ke kota ) memang butuh sebuah perjuangan,status dan strata pendidikan sangat di perhitungkan.Untuk itu aku yng pernah Drop Out,memutuskan harus bisa melanjutkan pendidikan.Dan itu tidak sia sia,hingga akhirnya membawaku sampai ditempat baru ini .Tempat dimana akhirnya kejujuran di pertaruhkan dengan kemunafikan,"katanya"jujur malah hancur!.Tempat dimana,yang semua A bisa berubah B,dan yang putih menjadi Hitam.Semua terjadi demi keberlangsungan hidup yang disebut "lebih Maju".Tempat dimana akhirnya sepanjang hari bergumul dengan bahasa bahasa populer dan sulit di mengerti dengan sebelah otak.
Menurutku ,di tempat yang baru yang mereka sebut kota ini ,"tidak sederhana" tidak cukup dengan hanya status dan strata pendidikan.Tapi pemahaman akan status dan jati diri siapa diri kita .Dad'sAsap tembakau,Resolusi monitor,dan banyak melek kurang tidur,semakin menggerogoti kesehatan.Lalu apa yang didapati dari semua ini !."Penyakit !".Akhir semua ini adalah sebuah kalimat" hidup di kota" tidak sederhana.tidak hanya butuh gengsi,status,strata.tapi justru kejujuran ,dan jati diri yang sebenarnya yang kubwa dari sudut kampung sanalah yang harus ku pertahankan.